Kamis, 11 Desember 2008

Idul Adha 1429 H

di pagi(subuh) hari yg cerah, gua bangun dengan utuh, nunggu giliran mandi(karena kamar mandi yg aernya anget cuma 1 dan semua pengen mandi di sana), mandi, sholat subuh, dan pergi ke meja makan, dan makan makanan khas lebaran dengan resep dari bokap gua(ketupat+opor+kecap). Setelah makan dan menunggu ade gua yg mandi dan makannya lama luar biasa, bokap gua, gua, ade gua, dan sodara gua yg kelas 6 pergi ke mesjid di deket rumah gua dengan sebuah mobil dan gua sebagai sopirnya. Kami sholat dengan khusyu(?) seperti tahun2 sebelumnya dan setelah itu bersalam-salaman dengan orang2 sekitar(yg dikenal maupun yg ngga) guna menghapus kesalahan yg disengaja maupun yg kaga.

Setelah itu, gua sekeluarga+nyokap gua yg baru dijemput pergi ke tempat om gua, babenya(betawi) sodara gua yg kelas 6 itu di Jakarta Utara. Di sana dan saat itu adalah tempat dan waktu yg paling ditakutkan oleh para kambing dan sapi. Tempat dan saat dimana mereka akan dipenggal(sembelih), dikuliti, dimutilasi, dikeluarkan isi perutnya, dipotong torpedonya, dan dijadikan semur/sate kemudian. Kejadian yg dianggap para kambing dan sapi sebagai kiamat setengah kubro, dan dianggap para babi sebagai kejadian yg sangat seru, karena mereka dapat melihat hewan ternak lain dibunuh secara massal sedangkan mereka(babi) tidak. Tempat dimana ada lubang yg penuh dengan darah, kepala kambing dan sapi berserakan, kambing2 yg digantung dan dikuliti, dan hewan2 ternak yg berteriak.

Sementara itu, para manusia membunuh satu per satu hewan ternak, sambil berkata, "Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, lailahailallahu Allahu akbar, Allahu akbar, walillahilhamd"(biar religius). Bokap gua dan om gua ikut menyembelih beberapa kambing, dan hal itu sangat keren! pakaian bokap gua jadi penuh darah, dan gua mem-video-kan beberapa penyembelihan tersebut.

Selanjutnya keluarga gua berkunjung ke rumahnya adenya kakeknya keponakannya tantenya anaknya wanita yg menjadi istri dari pria yg merupakan bokap gua alias omnya bokap gua alias adenya kakek gua yg berada di Pondok Indah. Ternyata pas kami kesana, orangnya kaga ada, satpamnya sih bilangnya omnya bokap gua itu lagi liat penyembelihan. Alhasil keluarga gua berlanjut ke rumahnya adenya kakeknya keponakannya tantenya anaknya wanita yg menjadi istri dari pria yg merupakan bokap gua yg lainnya alias tantenya bokap gua yg kabarnya sedang panen rambutan yg berada di Bekasi. Kami kesana dengan niat silaturahmi sekaligus numpang makan.

Pas nyampe, ternyata di sana emang lagi panen rambutan, orang2 pada langsung nyikatin rambutan yg udah dipanen bagai harimau ngeliat kumpulan rusa muda. Semua pada makan, kecuali gua karena gua ga suka buah. Setelah beberapa saat, stok rambutan abis gara2 keluarga rakus pada nyikatin. Alhasil ade gua, sodara gua, om gua, dan suaminya tantenya bokap gua mengambil rambutan lagi dari pohonnya. Ade gua dan sodaranya langsung manjat bagaikan anak2 monyet, sisanya ngambilin dari bawah dengan menggunakan galah. Karena tu anak2 monyet pada bloon(kaga berani manjat tinggi), gua manjat ngegantiin tu dua makhluk, dan mungkin gua emang punya bakat manjat atau emang keturunan monyet, gua manjat ketinggian dan ngambilin rambutan dengan cepat.

Nah, di sini bagian serunya, pas orang2(termasuk gua) lagi ngambilin rambutan yg merah bagaikan kerudungnya bu Bety, omnya bokap gua yg lagi make galah ngenain sarang tawon yg lumayan gede. Sodara gua yg udah di bawah tereak

Sodara: woi, ada tawon noh
Gua kaga percaya dan terus ngambilin rambutan
Sodara: itu bego, ada tawon
Om gua: oiya tuh, ada tawon
Gua: mana mana?

Sodara gua nunjukin letak tawonnya dan bukannya ngebantuin gua, dia malah nimpukin sarang tawonnya dan membuat para tawon ngamuk bagaikan azka dikatain Doni.

Gua *panik*: bego lu, malah dibuat ngamuk!
Gua lalu berpikir sejenak(mencari jalan turun)

Lalu gua mencoba turun, dan dikarenakan tawonnya udah keburu ngamuk, gua langsung lompat menuju daratan... BUAKK gua nyaris jatoh karena lompatan yg cukup tinggi dan setelah itu langsung mengambil 2000x69,43+27 langkah masuk ke dalam rumah.

Kejadian tersebut memakan rambutan sekebon(?) dan korban luka sengat yaitu omnya bokap gua yg pundaknya tersengat tawon. Dia lansung diobatin di dalem rumah setelah amarah tawon mereda. Beberapa saat kemudian hujan turun dan membuat seluruh tawon cabut dari medan perang menuju benteng(sarang)nya. Kami(kecuali gua) melanjutkan makan rambutan dengan bahagia (tapi tidak) selama-lamanya.

Itulah pengalaman lebaran yg penuh darah yg gua alami dan sempat membuat gua panik gara2 kawanan tawon itu.

Pesan (a)moral:-harus bersalam-salaman untuk mengurangi dosa
-selalu bawa kamera untuk merekam penyembelihan
-jangan bawa sodara bego saat berkunjung ke rumah kerabat
-jangan manjat terlalu tinggi karena akan susah turunnya
-dan selalu bawa tolak angin agar tidak masuk angin(???)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar